Keteduhan di bawah payung itu
Taka sama dengan awan yanh
bergerak
Dalam hatiku
Mengikuti keranda berjalan
Menapak pasrah tinggalkan pesan
Senyum dan air mata menyatu pada
tonggak dipan
Memahat sebuah prasasti atas haru
biru
Ketika wajahmu membunga pada pucuk
kelahiran
Ketika pasrahku merangkai bunga di
ujung kehidupan
Kudekapkan sedih diantara
bejana-bejana
Yang akan terus dahaga akan puja
dan do’a
Meski akhirnya akupun tahu
Do’a yang membahana dalam kerongkonganku
Tak sejauh segala tutur katamu
Sebelum malaikat membaca batu
nisan
Kuserahkan,semoga hidupku kelak
mengganti
Timang tidurmu tanpa batas impian.