Jatuh cinta itu persis
kau naik gunung, tiba2 terjerambab ke dalam jurang dalam, meluncurnya mudah,
tapi susah payah merangkak naik kembali.
Jatuh cinta itu persis
seperti komputer atau HP kau tiba2 terkena virus, kena-nya gampang, tapi
memperbaiki, servis datanya susah kali–bahkan tetap tidak bisa diperbaiki
hingga kapan pun.
Jatuh cinta itu sama
dengan kau naik mobil cepat, kau gas kencang, jalan landai, tiba2 rem-nya
blong. Mobil kau melaju tak terkira, susah payah menghentikannya. Bahkan harus
menabrak sana-sini, kau patah hati.
Maka, pahamilah resikonya.
*Tere Liye
Judul diatas bukan pembenaran untuk
kita menyakiti seseorang. Cuma kadangkala hidup ini memiliki kisah yang komplit
antara bahagia dan sedih.Namun porsi
sedih sering menjadi kisah yang mewarnai hidup kita terlalu lama. Bahkan ada yang sampai harus memendam
kesedihan begitu dalam sampai bertahun-tahun akibat tersakiti oleh orang yang
di sayangi. Susah move on karena terlalu berharap
banyak dan lupa diri akan takdir hidup yang harus dijalani. Seakan tak percaya
kejadian pahit menimpa dirinya. Jujur saya menulis ini karena terinspirasi oleh
banyak kisah. Dan kisah lama secara pribadi yang membuat kehidupan saya berubah
drastis. Lebih mengena’ setelah tertimpa kesedihan, masalah, kisah memilukan dan
duka lara teramat parah.#halah.
Dan sekarang saya malah ingin
mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam karena telah membuat hati ini
tersakiti. Hmm gimana ya cara nulisnya biar nggak terlihat curhat di tulisan
ini?….*memikirkan beberapa menit sambil mendengarkan CD Album A Song For You
by Michael Lington...Jadi saya tersadar beberapa menit yang lalu. Kalau
mengenang pada tanggal x bulan xx tahun xxx, jam xxx wib dilokasi xxx oleh xxxx
bahwa memang sudah ditakdirkan untuk mengalami peristiwa tersakiti. Akan banyak
versi cerita yang berkembang. Terlebih jika melibatkan pihak ketiga.
Dan itulah hidup yang serta merta menjadi episode yang harus
dijalani dalam lembaran skenario maha sempurna, yang telah disiapkan oleh-Nya
untuk saya. Mungkin pada saat itu hati saya belum terbuka dan tersadar saat
kepiluan datang. Banyak malaikat dilangit sana yang terlihat begitu kasihan.
Bahkan mungkin memberikan inspirasi bahwa masalah yang datang memang tak
sebanding dengan harga hidup, yang sudah diberikan oleh Allah. Yang ingin
menyadarkan saya bahwa hidup haruslah seimbang dan berjalan dijalan yang benar.
Bahkan tak elok hanya memikirkan kisah pribadi yang tak berarti. Dibandingkan
kisah jutaan manusia yang membutuhkan kepedulian dan sentuhan tangan kita.
Kemudian pelan-pelan ingatan itu kembali datang. Detik demi
detik drama yang terekam oleh kenangan masa lampau yang tak mudah dilupakan.
Namun sangat mungkin untuk memaafkan & dimaafkan. Kenapa saya bilang
begitu? Karena jika kita mau memaafkan masa lalu berarti kita tengah belajar
keikhlasan. Tentunya akan menjadi pengganti rasa sakit itu. Dan ternyata kita
nggak perlu melupakan kenangan pahit. Ibarat buku pelajaran, hidup kita itu
harus komplit antara senang dan sedih. Semuanya harus seimbang, justru dengan
kejadian pahit kita akan belajar tegar dan sabar. Menuju KEDEWASAAN. Mana
mungkin saat kita bahagia kita bisa menguatkan hati untuk tenang dan sabar.
Menerima kenyataan yang tak sama dengan keinginan? Kita mulai belajar menuju
dewasa dengan mulai menerima kenyataan. Yang lambat laun banyak pikiran yang
memenuhi ruang pikiran dan memberikan penjelasan mengenai arti masalah yang
menimpa diri ini. Setidaknya pikiran ini datang bukan buah dari pengalaman
orang lain melainkan memang saya sendiri yang harus menjalaninya.
Kita tak perlu membenci seseorang yang telah menyakiti kita
pun mendendamnya. Karena kejadian sepahit apapun tak mengerti kenapa bisa
terjadi? Karena melibatkan kejadian super rumit rancangan-Nya. Karena dalam
skenario hidup yang telah diatur oleh-Nya memang hanya dia yang terpilih untuk
hadir dalam hidup kita. Untuk kemudian membagi kisah bersama-sama baik
menyakiti ataupun tersakiti. Skalanya hanya diri ini yang tahu. Dan
kedua-duanya yakinlah sama-sama menanggung rasa kecewa yang sama. Walaupun akhirnya
yang tersakiti akan menderita paling banyak. Tergantung diri kita memaknai peristiwa yang hadir. Karena
semuanya adalah pilihan-pilihan yang harus kita tentukan sendiri. Mau
berlama-lama memendam rasa sakit hati. Atau sebaliknya mengganti rasa sakit
hati dengan doa-doa tulus untuk belajar ikhlas memaafkan.
Nah disini diperlukan kedewasaan
untuk merelakan setiap detik hal yang menimpa. Setelah kita rela dan pasrah
maka yakinlah akan banyak kejadian yang lebih indah, berkesan dan bermakna
menggantikan rasa sakit itu. Dengan petualangan yang super rumit, tak kita duga
kembali datang mewarnai skenario hidup yang sudah dirancang. Hikmah tersakiti
itu lebih indah ternyata!!! dan saya telah membuktikannya. Dengan mencoba
tegar, kemudian berusaha untuk menemukan petualangan-petualangan baru. Daripada
harus bermuram durja; menyesali masa lalu yang tak pernah kembali. Melakukan
aktivitas baru bersama teman-teman baru dan berusaha hanya mengenang masa lalu
ketika dia hadir. Tak benar-benar melupakan yang indah dan baik dari
seseorang. We meet people for a reason. Either they’re a blessing or a
lesson.
Setiap pertemuan akan berakhir dengan perpisahan. Begitupun
sebuah akhir akan menemukan awalan. Kalimat yang sering membuat kita menjadi
nelangsa adalah, ketika cinta harus kandas dan berakhir duka nestapa. Kedukaan
akibat ditinggalkan oleh orang yang kita sayangi merupakan bagian dari episode
sakit hati. Yang diawali dengan penghianatan, kebohongan, kebencian bahkan
kematian. Seakan-akan tak ada lagi yang bisa kita lakukan. Semuanya berakhir
dan sia-sia. Rasa benci membara dalam dada menimbulkan keinginan mendendam,
bahkan ingin menyakiti. Atau lebih sadis lagi merasa hidup tak ada gunanya.
Kata selamat tinggal menjadi duka nestapa yang seketika membuat tubuh kita
terasa menggigil kedinginan. Karena terlanjur merasakan kehangatan cinta. Lupa
dengan semua kebaikan dan kenangan indah yang pernah dilalui bersamanya.
Lupa bahwa cinta itu sangat komplit berpasangan berisi
suka-duka, sedih-bahagia, rindu-benci,khianat-setia dan tawa-airmata. Seakan
cerita sedih menghiasi sepanjang waktu mengenalnya. Lupa bahwa kadangkala cinta
tak selamanya harus memiliki. Lupa bahwa Cinta seharusnya dengan memberikan
kebahagiaan kepada orang lain. Dengan merelakannya bersama orang lain untuk bahagia.
Kadangkala akan jauh lebih nyaman ketika kita bisa melihat orang lain bahagia
walaupun dia bukan milik kita. Namun Toh akhirnya kita bisa sadar bahwa itulah
cerita hidup dan akan segera melalui hari kelabu tersebut. Sebagaimana matahari
yang terus terbit setiap pagi. Kemudian menyempurnakan pergantian hari menjadi
malam. Tanpa peduli apakah kita sedang bahagia atau sedih sekalipun?!!! Karena
alam sedang mengajarkan kita sebuah harmoni kehidupan yang berpasangan.
Mengharapkan pelangi datang tanpa adanya hujan rasanya
mustahil. Justru banyak dongeng dan legenda yang membuka wawasan kita. Setelah gelapnya langit, suasana mendung,
kemudian berubah menjadi derasnya hujan. Yang akan membuat suasana menjadi
muram, dingin dan lembab. Akan berakhir dengan kehadiran warna langit yang
indah dengan datangnya pelangi berwarna-warni. Kehangatan matahari yang
berpijar sempurna. Disertai sekumpulan awan putih yang berkelompok
dilangit dan suara burung-burung yang indah memberikan tanda hujan telah
berakhir. Memberikan dialektika berpasangan secara alamiah. Akankah hidup ini
hanya terisi dengan kesenangan semata? Tidak jawabnya semua harus berpasangan
dan menjadi bagian hidup yang tentunya sudah diatur oleh-Nya untuk menjadi
ujian.
Hmmm orang banyak yang bilang bahwa kisah sedih yang kita
alami adalah bagian ujian buat kita mengambil pelajaran sebanyak mungkin.
Hingga akhirnya seiring perjalanan hari yang terus berganti tanpa mempedulikan
masalah yang kita hadapi tiba-tiba saja kita bisa melaluinya. Bersama kenangan
yang sedikit demi sedikit mulai tersimpan rapat dihati dan pikiran untuk kita
kenang bukan untuk dijadikan dendam. Namun menjadi harta kita yang tersimpan
buat menjadikan kita sadar. Bahwa tak akan mengulangi kesalahan yang sama.
Hebat jika kita termasuk orang yang bisa menjadikan masa lalu yang sedih
menjadi bagian harta karun yang cukup kita saja yang tahu!!!
Nah sebagaimana yang saya sebutkan
diawal tulisan ini. Bahwa justru dengan tersakiti kita menjadi kuat dan tegar.
Bahkan banyak kisah hebat menjadi sangat dramatis dan begitu menggugah hati.
Ketika rasa sakit diganti dengan rasa bahagia dengan memaafkan.Tohmasalah
akhirnya kita bisa atasi seiring waktu baik perlahan maupun cepat. Orang akan
mudah memaknai hidupnya ketika sudah tertimpa musibah. Tergantung bagaimana
seseorang memandang masalah yang menimpanya. Seketika itu juga ketika kita
sudah mau menerima kejadian buruk apapun maka akan banyak peristiwa indah yang
akan kita dapati setelahnya.
Di alam semesta ini banyak sekali
ditemukan jiwa-jiwa yang lemah termasuk saya. Ada kalanya peristiwa yang tak
enak hati langsung begitu saja kita resah dan gundah gulana.Nahpadahal
Allah itu sengaja menarik jiwa-jiwa yang lemah tadi dengan berbagai proses
untuk menguatkan menjadi jiwa yang kuat. Mereka-mereka ini harus ‘disakiti’
dahulu, ‘dikhianati’, ‘dikecewakan’, ‘dibohongi’ dan beberapa peristiwa yang
menghadirkan orang lain sebagai pelakunya. Jadi jiwa-jiwa yang lemah ini memang
sengaja diuji oleh berbagai peristiwa ulah tangan manusia. Banyak yang tak bisa
melewati proses penguatan jiwa tersebut bahkan berlangsung terlalu lama.
Padahal itulah cara Allah untuk menguatkan jiwa kita agar
bisa melalui berbagai proses yang diujinya. Mereka yang sadar sedang diuji dan
dikuatkan Allah, pasti akan rela dan ikhlas atas peristiwa yang menimpanya.
Yang kelak akan menjadi jiwa yang kuat yang dapat membantu orang-orang lain
yang berjiwa lemah agar sama-sama kuat dan memahami apapun persistiwa yang
hadir buatnya.
Saya selalu ingat pesan ortu ketika kita tertimpa masalah
terutama kesedihan, bahwa hati kita menjadi sempit bahkan sesak akibat
ketidakmampuan kita menerima kenyataan. Alias tidak ikhlas. Nah secara fitrah
hanya ketenangan dan kedamaian yang kita butuhkan saat itu. Disaat itulah Tuhan
hadir memeluk kita dan ingin menyadarkan kita bahwa apapun kejadian yang
menimpa kita sejatinya bukan atas kendali nafsu kita namun ada Sang Maha Kuasa
yang memiliki hidup dan kehidupan.
Kita terlalu sombong dan egois dengan keinginan hawa nafsu
seolah-olah dunia dikendalikan oleh keinganan kita.Dengan demikian ada
pelajaran penting yang sedang diujikan oleh-Nya yaitu keikhlasan. Seketika itu
cuma datang dan berserah diri kepada Allah dan menyerahkan sepenuhnya masalah
kita kepada-Nya. Yakinlah….
Jika pandangan mata qolbumu sudah
dalam…, tidak ada satu kejadianpun yang buruk, semua baik baik saja…
Utan Kayu; 24 April 2013; 10:26 PM